Pendidikan keaksaraan adalah salah satu bentuk layanan pendidikan non
formal atau pendidikan luar sekolah bagi warga masyarakat yang belum
dapat membaca, menulis dan berhitung. Sedangkan, Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu pendidikan non formal yang
mencakup program paket A setara SD, paket B setara SMP, paket C, setara
SMA. Program ini penekanan nya pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan
fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian professional
peserta didik. Buku saku pendidikan keaksaraan dan kesetaraan ini dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana gambaran umum mengenai pendidikan keaksaraan dan kesetaraan, dasar hukum, kemitraan dan kelembagaan, DAK fisik bidang prndidikan sub bidang SKB, serta DAK non fisik BOP kesetaraan.
Siaran pers Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga dilansir oleh media massa, baik cetak maupun elektronik akhir-akhir ini menyiarkan, bahwa betapa banyaknya oknum pejabat negara yang terkena operasi tangkap tangan yang diduga melakukan tindak pidana korupsi. Tentu hal yang demikian menjadikan kita prihatin. Oknum yang diindikasikan melakukan tindak pidana korupsi bukan hanya oknum pejabat negara, juga dilakukan oleh pengusaha atau komponen masyarakat lainnya. Oleh karena itu, kita perlu melakukan refl eksi terhadap jalannya pemerintahan negara. Kemungkinan oknum pelaku tindak pidana korupsi belum secara sungguh sungguh menjiwai nilai-nilai Pancasila.
Penyelenggaraan pemerintahan negara yang beretika hanya dapat terwujud bila para pejabat negara yang memegang kekuasaan negara berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilandasi nilai-nilai Pancasila. Penyelenggara pemerintahan negara harus mendasarkan dan menjalankan praktik layanan pemerintahan berdasarkan nilai-nilai dari sila-sila Pancasila. Roda pemerintahan didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Warga Belajar akan mempelajari materi Modul 2 Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk Jenjang Pendidikan Kesetaraan Sekolah Menegah Atas (SMA), dengan judul Negeri Elok Amat Kucinta.
Dalam modul ini akan dibahas beberapa materi sebagai berikut:
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kedudukan warga negara dan PendudukIndonesia, Kemerdekaan beragamadan berkepercayaan terhadap Tuhan YME di Indonesia, serta Sistem Pertahanan
dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Dalam pembelajaran lanjutan Modul 2. Warga Belajar akan mempelajari materi Modul 3 Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk Jenjang Pendidikan Kesetaraan Sekolah Menegah Atas (SMA), dengan judul Wajah Demokrasi Kita. Wajah demokrasi di Indonesia ditentukan oleh dua materi yang akan dibahas dalam modul ini sebagai berikut: Suprastruktur dan Infrastruktur politik
Indonesia dan Lembaga-lembaga negara Republik Indonesia menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kondisi dan situasi sosial yang semakin rawan menimbulkan kekahawatiran akan keselamatan dan keamanan diri. Kejadian rawan yang mengancam keselamatan diri dari gangguan orangorang yang berniat jahat dapat datang kapanpun dan terhadap siapapun. Oleh karena itu setiap orang membutuhkan kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan tersebut secara efektif. Kemampuan bela diri adalah salah satu cara agar dapat melindungi diri dalam keaadaan darurat yang mengancam keselamatan diri tersebut. Dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang cara membela diri serta keterampilan yang baik sehingga dapat melakukan gerakan-gerakan untuk membela diri secara efektif dengan teknik gerakan yang sederhana tetapi mematikan. Latihan-latihan khusus secara rutin serta melatih teknik-teknik gerakan beladiri sederhana adalah suatu keharusan untuk dapat memiliki kemampuan beladiri yang mencukupi. Latihan yang rutin dan berulang-ulang akan menghasilkan gerakan serta reaksi otomatis manakala mendapatkan ancaman secara tiba-tiba. Gerakan dan reaksi yang otomatis tersebut hanya dapat diperoleh melalui kegiatan berlatih sehingga otot-otot terlatih bekerja dan bereaksi dengan cepat, kuat, dan tepat.